Senin, 23 Juni 2014

Cerita Dewasa | Gairah Mahasiswi

Memang banyak sekali pengalaman sex ku, tetapi kalau mengenai sex with patner atau suka sama suka.. itu wajar saja. Yang aku ingin sharing disini adalah pengalamanku.. Yang mungkin tidak terbayangkan oleh siapapun juga, dan mungkin dapat menjadi ide bagi para netters sekalian. Tapi sebelumnya aku mohon maaf kalau penyampaian ceritaku tidak sehebat novelist.. Jadi mohon dimaklumin. Dan nama-nama yang kusebut dibawah ini hanyalah nama samaran saja, kecuali aku.
Kembali aku ulangi.. Namaku Dania.. Panggilanku Nia, tinggiku 167/52, kulit putih, bra 36a, rambut hitam panjang (lurus) dengan model pony.. teman-temanku sering mengejek ku dengan panggilan"siboneka jepang".
Kejadian ini terjadi waktu aku kuliah dulu, saat itu usiaku baru 21 tahun. Dan hari itu aku dan temanku Reni menginap dirumah Melly, kami bertiga sedang melakukan belajar bersama untuk menghadapi ujian semester, rumah kawanku Melly tidaklah terlalu besar.. Terdiri atas ruang tamu, ruang keluarga, kamar Melly, kamar adiknya dilantai 2, satu kamar mandi, dan kamar pembantu dibelakang dekat dapur. Melly hanya tinggal bersama ibunya, adiknya cowok bernama andri yang masih duduk dibangku SMP dan seorang pembantu.. Mbok Inah namanya.
Sore hari itu ketika kami sedang belajar di kamar Melly, tiba-tiba ibunya Melly masuk ke dalam kamar lalu:
"Wah.. Lagi pada belajar yaa.." serunya
"Iya Mah" jawab Melly
"O iya.. Mel.. Ini ada Om Adi.."
Lalu aku melihat seorang pria masuk ke dalam kamar.. Orangnya biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa.. Tidak terlalu tinggi.. Berkulit sawo matang dan usianya kira-kira menjelang 40 tahun, tapi masih tampak segar, dan Om Adi ini langsung menyalami kami semua.. termasuk aku.
"Mel.. Nanti Om Adi akan nginap disini.. Tapi sekarang Mama mau pergi dulu sama Om Adi.." seru ibunya Melly
"Kemana Maa..?", tanya Melly,"
"Ah.. Hanya ke rumah Tante Nike aja.. Malam juga pulang" sahut ibunya Melly.
"Okee.. Maa.. Hati-hati yaa.. Om Adi.. Jagain Mama yaa" sahut Melly.
Lalu mereka pergi keluar kamar, dan kami meneruskan belajar lagi. Setelah belajar, diskusi dan becanda.. Tanpa disadari waktu sudah pukul 11 malam.. Lalu Melly mengusulkan agar kita tidur dulu. Maka kami bertigapun segera ganti baju.. Aku mengenakan baju daster biasa yang aku bawa dari rumah, dimana dasterku model terusan dan hanya sampai sebatas lutut saja.
Setelah ganti daster akupun pergi ke kamar mandi.. Untuk gosok gigi dan buang air kecil.. Lalu aku melepas bra dan CD ku, sudah kebiasaan aku kalau tidur hanya pake daster saja tanpa CD dan bra, kembali kekamar.. Aku melihat Melly dan Reni sudah berbaring diatas ranjang memakai selimut, dan akupun segera bergabung dengan mereka dan tidur dengan nyenyak.
Pagi harinya aku bangun jam 8 pagi dan aku lihat Melly dan Reni sudah mengenakan pakaian rapih,
"Eh.. Pada mau kemana?" tanyaku.
"Gue mau anterin Reni pulang.."sahut Melly.
"Jangan lama-lama dong.. Gue kan sendirian.. Ibu lu kemana mel?" tanyaku lagi.
"O.. Mama tahu tuh tadi pergi.."
"Terus.. Om lu itu.. Om Adi kemana?"
"Dia nganterin Andri sekolah"
"Wah gue sendirian dong.." sahutku.
"Sudah.. Tenang aja.. Kan ada si mbok" sahut Melly.
Lalu mereka pergi meninggalkan aku sendiri di kamar, setelah menyisir rambut aku mengambil handuk dan keluar kamar.. Tampak sepi didalam rumah itu, dan akupun menuju ke kamar mandi, ketika aku sedang mandi.. Tiba-tiba terdengar suara.
"Non.. Non nia"
Ah.. Ada apa nih si mbok.. Pikirku, "Kenapa mbok..?" seruku dari dalam kamar mandi.
"Non.. Mbok pergi kepasar dulu yaa.." serunya.
"Iya.. Mbok" sahutku.
Selesai mandi.. Aku menutupi tubuhku yang telanjang itu dengan handuk, tidak terlalu besar handuk itu.. Hanya sebatas leher sampai ke setengah paha, lalu aku keluar kamar mandi.. Dan memang tampak sepi sekali dalam rumah itu, dan akupun yakin.. Tidak ada siapa-apa lagi selain aku didalam rumah itu.
Lalu aku menuju kekamar.. Tanpa menutup pintu.. (suatu kesalahan bagiku, tetapi..) karena jendela aku tutup maka aku pun menyalakan lampu sehingga kamar terang benderang, aku berdiri di depan meja rias sembari menyisir rambutku yang panjang.. Tiba-tiba.."ting".. Giwangku jatuh ke lantai dan meluncur kebawah ranjang, akupun segera berlutut dilantai dan menjulurkan tanganku kebawah ranjang.. Tapi tidak tersentuh giwangku itu, lalu aku semakin membungkukkan tubuh ku.. Sehingga posisi ku menungging dengan kepala masuk kebawah ranjang.. Aku tidak sadar kalau posisiku itu membelakangi pintu.. Dan yang lebih parah lagi aku tidak sadar kalau diambang pintu ada Om Adi yang sedang memperhatikan.. Jelas saja Om Adi itu dapat melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang.. Karena saat itu handukku pun tersibak ke atas.. Aku tidak tahu berapa lama Om Adi memperhatikan kemaluanku dari belakang karena cukup lama aku mencari-cari giwangku itu.
Tiba-tiba.. Ehmm.. Ehmm.. Terdengar batuk Om Adi.. Aku terkejut setengah mati, dan buru-buru berlutut lagi..
"Oh.. Om Adi.." seruku gugup, tampak Om Adi hanya tersenyum saja..
Akupun segera bangkit berdiri dengan perasaan tidak karuan.. Karena gugupnya.. Tiba-tiba.. Handukku terlepas dan jatuh kelantai.. Kini aku jadi tambah salah tingkah.. Dan didalam kegugupan itu aku hanya berdiri diam saja menghadap Om Adi.. Tampak mata Om Adi berbinar.. Memandangi tubuhku yang telanjang itu dari atas sampai kebawah.
Dalam kepanikan itu.. Aku bukannya mengambil handuk itu, tapi aku malah berjalan menuju kelemari.. Karena aku berniat segera mengambil baju, belum sempat aku membuka lemari.. Tiba-tiba Om Adi sudah dibelakangku.. Segera ia memegang kedua bahuku.. Dan mendorong aku ke lemari.. Sehingga dadaku menempel kelemari.. Lalu dengan ganasnya Om Adi mulai menciumi belakang leherku, terdengar nafasnya yang memburu.. Aku meronta kecil.. Dan
"Jangan.. Jangan Om.." seruku, tetapi tampaknya Om Adi tidak peduli..
Ia terus menciumi leherku dari belakang dan tangannya segera mengelus-elus piinggiran tubuhku, aku mengelinjang kegelian.. Ciuman dan jilatan Om Adi membuat aku berhenti meronta dan membiarkan ciuman Om Adi yang makin lama makin kebawah.. Kepunggungku dan akhirnya sampai kebongkah pantatku.. Nggk.. Aahh.. Aku hanya bisa mendesah saja dengan tubuh merinding ketika Om Adi menyapu bongkah pantatku dengan lidahnya.. Tiba-tiba Om Adi merenggangkan kedua pahaku dan terasa lidahnya segera menjilati bibir vaginaku dari belakang..
Wowww.. Oohh.. Nikmat.. Sekali.. Sehingga tanpa sadar aku menungging-in sedikit pantatku kebelakang sampai kakiku berjinjit.. Aahh.. Nggkk.. Auuhh.. Rintihku dengan mata terpejam.. Dan kedua tanganku hanya bisa menahan tubuhku ke lemari.
"Aah.. Jangan.. Om.. Aakkhh" desisku ketika Om Adi membuka belahan pantatku dan segera lidahnya menjilat habis lobang pantatku..
Aku benar-benar merasakan nikmat atas permainan lidah Om Adi.. Sehingga tanpa sadar aku mengoyang-goyangkan pinggulku. Om Adi tampak mengetahui betul kalau aku sudah terangsang hebat, dan dia tidak sungkan-sungkan menjilati cairan yang keluar dari liang kemaluanku, akupun semakin lupa diri.. Tidak peduli siapa itu Om Adi, bahkan aku mengulurkan kedua tanganku kebelakang dan membuka belahan pantatku.. dalam hatiku "Jilat.. Jilat omm.. Jilatin seluruhnya", dan tampaknya Om Adi mengetahui keinginanku.. Iapun segera menyapu lobang pantatku lagi sampai ke vaginaku dengan lidahnya..
Aku hanya bisa mengigit bibirku dengan mata terpejam menikmati permainan lidah Om Adi, terkadang aku harus berjinjit tinggi agar Om Adi leluasa menjilati vaginaku, emang kedua kakiku mulai terasa pegal dan lemas, tetapi aku tidak mau permainan ini berakhir, beberapa kali aku sempat menjerit kecil ketika lidah Om Adi mencolok-colok liang vaginaku.. Oohh.. Aahhkk.. Mhmm..
Lalu Om Adi bangkit berdiri dan dengan masih menciumi serta menjilati punggungku.. Kedua tangannya segera meremas-remas buah dadaku dari belakang, beberapa kali tubuhku tersentak nikmat ketika kedua puting payudarku dipijit-pijit oleh jari-jari Om Adi.. Oohh.. Nikmat sekali..
Tiba-tiba Om Adi memegang tangan kananku.. Dan dibimbingnya tangan kananku sehingga menyentuh celana Om Adi.. Terasa ada benda keras dibalik celana Om Adi itu.. Aku pun secara refleks segera merema-remas benda itu.. Dan mengurut-urutnya dari atas kebawah.. Lalu Om Adi membalikkan tubuhku, sehingga aku kini berdiri berhadapan dengan dia.. Aku tidak mau melihat wajah Om Adi, jadi sengaja aku menoleh kesamping dengan mata setengah terpejam, dan aku meringis menahan nikmat ketika Om Adi mulai menjilati kedua buah dadaku.. Dan secara bergantian mengisap-isap kedua puting buah dadaku.
Aku sudah benar-benar terangsang hebat.. Apalagi ketika jari telunjuk tangan kanan Om Adi menyodok-nyodok ke dalam liang vaginaku.. Aku semakin merenggangkan kedua pahaku.. Oohh.. Nggkk.. Desahku.. Lalu Om Adi menghentikan permainannya tampak dia membuka celana panjangnya dan melepasnya.. Kemudian celana kolor nyapun dilepas maka tampaklah batang kemaluan Om Adi yang besar, hitam, keras dan panjang itu.. Kemudian Om Adi duduk ditepian ranjang.. Aku tahu maksud Om Adi.. Dan tanpa disuruh akupun segera berlutut diantara kedua kaki Om Adi..
Tampak batang kemaluan Om Adi yang berdiri tegak dan keras sehingga tampak urat-uratnya menonjol. Segera aku mencekal batang kemaluan Om Adi dan dengan ganas aku ciumin batang kemaluan Om Adi itu.. Terdengar Om Adi sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.. Akupun segera beraksi.. Kujilati batang kemaluan Om Adi itu dari pangkal sampai kekepala.. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuh Om Adi tersentak karena nikmat.. Lalu kujilati biji pelir Om Adi.. Terdengar.. Aaahhkk.. Om Adi mengerang kenikmatan, mendengar itu aku tambah gairah.. Terus ku jilati biji pelir Om Adi itu..
Sementara tangan kananku mengurut-urut batang kemaluannya.. Semakin lama aku semakin lost kontrol.. Dengan kedua tanganku ku angkat kedua paha Om Adi sehingga kedua lutut Om Adi hampir menyentuh dadanya.. Dengan posisi demikian aku leluasa menjilati batang kemaluan Om Adi.. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya.. Lalu aku menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh dubur Om Adi yang berbulu itu.. Segera lidah ku menari-nari diatas dubur Om Adi.. Terasa sekali tubuh Om Adi beberapa kali bergetar.. Aakkh.. Oougghh.. Erangnya.. Mendengar itu aku tambah bernapsu.. Kucolok-colok lobang pantat Om Adi dengan ujung lidahku.. Semakin dalam ku julurkan lidahku ke dalam lobang pantat Om Adi..
Semakin bergetar tubuh Om Adi terasa beberapa kali batang kemaluan Om Adi yang ku kocok berdenyut-denyut rupanya Om Adi sudah tidak tahan.. Lalu ia memegang tanganku dan membimbing ku naik ke atas ranjang.. Aku disuruh menungging diatas ranjang.. Rupanya Om Adi menginginkan dogystyle.. Ah itu yang aku sukai.. Tetapi bagaimana kalau Om Adi menginginkan anal sex.. Ah.. Aku tidak membayangkan batang kemaluan Om Adi yang besar dan panjang itu masuk ke dalam duburku.. Oohh mudah-mudahan jangan.. harapku.
Sebelum mencobloskan batang kemaluannya.. Om Adi sekali lagi memperhatikan bentuk kemaluanku dari belakang, aku pun menanti penuh harap.. Dan akhirnya terasa batang kemaluan Om Adi menempel dibibir vaginaku dan masuk perlahan-lahan ke dalam liang kemaluan ku.. terasa seret.. tapi.. nikmat.
Oohh.. Nggk.. Ahh.. Desisku ketika seluruh batang kemaluan Om Adi amblas.. Lalu ia mulai melakukan gerakan erotisnya.. Ahh.. Nikmat sekali.. Dan aku benar-benar mencapai klimaks dalam posisi demikian.. Rupanya Om Adi belum klimaks juga.. Lalu ia menyuruh aku berbaring miring.. Sementara dia berada dibelakang punggungku.. Aku segera menekuk kedua lututku.. Dan membiarkan Om Adi mencobloskan batang kemaluannya ke dalam vaginaku.. Ooucch.. Aahh.. Nikmat sekali.. Dalam posisi demikian tangan kanan Om Adi leluasa meremas-remas buah dadaku dari belakang.. Hentakan Om Adi makin lama makin keras dan cepat.. Aku tahu kalau Om Adi hampir klimaks.. Tetapi aku enggak mau dia mengeluarkan air maninya dalam vaginaku.. Lalu aku memegang pinggul Om Adi.. Dan otomatis Om Adi menghentikan gerakannya.. Lalu aku mencopot batang kemaluan Om Adi dari vaginaku.. Dan dengan gesit akupun berlutut disamping Om Adi..
Tampak Om Adi tersenyum.. Tapi aku tidak peduli.. Aku segera menjilati batang kemaluan Om Adi yang berlendir itu.. Lalu kuisap-isap batang yang keras dan berurat itu.. Ooh.. Nggkk.. Aakk.. Om Adi mengerang keenakan.. Dan aku semakin mempercepat gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali Om Adi mengerang sembari mengeliat, ternyata Om Adi ini kuat juga pikirku.. Lalu aku membasahi telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku itu ke dalam dubur Om Adi.. Tampak tubuh Om Adi sedikit tersentak ketika aku menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantat Om Adi.. Rupanya Om Adi merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada batang kemaluannya dan sodokan jari ku di anusnya..
Hingga.. Aaahh.. Aaakkhh.. Om Adi mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya air mani Om Adi dalam mulutku.
Crott.. Croot.. Banyak sekali.. Akupun rada gelagapan.. Sehingga sebagian air mani Om Adi aku telan.. Sengaja aku mencabut jariku dari lobang pantat Om Adi secara perlahan-lahan dan hal ini membuat semburan air mani Om Adi tidak dapat ditahan, lalu aku melepas batang kemaluan Om Adi dari dalam mulutku.. Tampak sedikit sisa-sisa air mani Om Adi keluar.. Dan aku segera menyapu dengan lidahku cairan kental itu..
"Hebat.. Hebat.. Sekali kau Dik Nia.." puji Om Adi, aku hanya tersenym saja.
Lalu Om Adi bangkit dan kembali mengenakan celananya..
"Kamu tidak menceritakan kejadian ini sama siapa-apa kan?" tanya Om Adi yang memandangiku yang masih duduk berlutut diatas ranjang, lalu Om Adi menjulurkan tangannya dan menyeka sudut bibirku dari sisa airmaninya, aku hanya tersenyum saja.. Dalam hati.. Gila.. Mana mungkin aku cerita ke siapa-siapa.. Bertemu dengan dia lagi juga aku ogah.. pikirku.
Dan begitulah ceritanya.. Setelah kejadian itu aku tidak mau berkunjung ke rumah kawanku itu.. Walau sampai sekarang aku masih berteman baik dengan Melly, memang beberapa kali Om Adi menelphonku.. Tetapi aku menghindar.. Bagiku itu hanya sebuah pengalaman saja.. Dan akupun tidak mau mengulang pada orang yang sama.. Kecuali pada tunanganku..Tamat

Pengalamank...Menik

Siang itu cuaca mendung menambah dingin dalam kamarku, kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Masih terbayang pijatan majikanku tadi siang, begitu takut, aneh dan juga nikmat, terus terang ini pengalamanku yang pertama dimana tubuhku dijamah tangan laki-laki. Rasa yang menjalar di semua pori-pori kulit, kurasakan keanehan yang terjadi dalam tubuhku yang berujung pada suatu kenikmatan. Aku bingung dan bertanya-tanya, apakah yang terjadi dalam diriku? Ketika di dalam kamar mandi, betapa kagetnya aku, kulihat celana dalamku dalam keadaan basah, padahal tadi tidak merasa ingin buang air, kenapa basah? Setelah aku cium ternyata tidak berbau, air apa yang keluar?
Sebelum kulanjutkan ceritaku ini, perkenalkan namaku Menik, umurku menginjak 18 tahun dan aku anak bungsu dari lima bersaudara yang kesemuanya wanita. Kakak-kakakku juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ibuku sudah tiada sejak aku berusia dua tahun, sehingga ayahku menikah lagi tetapi tidak mempunyai keturunan. Ketika kakak-kakakku pergi merantau, tinggal aku bersama ayah dan ibu tiriku di desa terpencil pantai utara Jawa Tengah. Sejak setahun lalu aku bekerja pada sebuah keluarga muda dengan satu orang putri yang baru berusia dua tahun. Majikan perempuanku yang kupanggil ibu adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku seorang pegawai negeri sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalam rumah tangga majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yang membuatku kerasan tinggal bersama mereka. Ibu majikan seorang wanita yang baik, begitu pula dengan suaminya.
Hari Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal bapak, aku dan anaknya. Aku merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu aku pergi ke pasar. padahal malam harinya aku sudah minum obat, tetapi hingga pagi hari ini aku merasa sakit disekujur tubuh. Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari dalam keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar. Cuaca mendung bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggil namaku, tetapi karena badan ini terasa berat, aku tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang ke kamarku. Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya aku dan duduk ditepi ranjang. Aku berusaha untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaku tiduran kembali. Bapak bilang kalau tubuhku demam, kemudian dia memijit keningku, mataku terpejam menikmati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat bapak menyuruhku untuk telungkup, akupun menurutinya. Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait behaku dicopotnyanya. Aku terkejut, tetapi karena lemas aku pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku. Disinlah awal keanehan itu terjadi. Walaupun kondisi demam, tetapi perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu damai, begitu takut dan akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil menikmati pijatan bapak. Umur bapak sudah tigapuluhan dan kuakui kalau bapak mempunyai wajah yang awet muda. Disaat aku merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di belakang diturunkan oleh bapak. Aku ingin berontak dan membalikkan badan, tetapi ditolak oleh bapak dengan mengatakan bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya aku mengalah walau disertai rasa malu saat bapak melihat pantatku. Jujur, yang ada di dalam benakku tidak ada prasangka lain selain aku dipijit bapak. Setelah agak lama, bapak menyudahi pijitannya dan aku diberi lagi obat demam yang segera kuminum, bapak kemudian meninggalkan kamarku. Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yang telah aku ceritakan di atas, bahwa celana dalamku basah, dan ternyata bukan pipis. Aku raba dan rasakan ternyata berlendir dan agak lengket, aku tidak tahu hubungan basah ini dengan pijatan bapak tadi. Aku tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
Sore hari gerimis turun, ketika aku tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab besok Minggu ada acara di komplek. Setelah sesiang tadi aku tidur, kurasakan tubuhku agak mendingan, mungkin karena pengaruh obat turun demam yang aku minum tadi, sehingga aku berani untuk mandi walau dengan air hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggil namaku, aku bergegas kesana. Bapak menanyakan keadaanku yang kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak, kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya. Ternyata bapak sedang menikmati TV, kemudian bapak memegang pundaku serta memijit perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum, sembari tetap memijat pundakku kami berdua membisu sambil menonton TV. Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, aku merasakan sesuatu yang lain, yang ku tak paham perasaan apa ini, kurasakan sekujur bulu tubuhku mermang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di samping leherku, aku melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, aku merasakan getaran-getaran aneh yang menjalar kesemua tubuhku, aku tidak berontak, aku takut, tetapi getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumirngkan kepalaku seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencmbunyanya. Tak terasa aku memejamkan mata dan menikmati setiap usapan bibir serta lidah bapak di leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yang kurasakan tubuhku melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang. Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Tangan bapak masih memijat pundakku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke bawah. Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu aku rasakan dengan melayang-layang, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua payudaraku, aku kaget. Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya aku menikmati saja pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, payu daraku diremas tepatnya daripada dipijit, walau masih memakai bh. Kemudian tangan bapak kembali kepundakku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher kanan. Aku melayang hebat, dimana kedua tangan bapak meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan. Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua putingku, tak sadar ku keluarkan desahan pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalamku sendiri, kurasakan gatal disekitar kemaluaku, ternyata kemaluanku basah, aku tersentak dan memberontak. Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, aku tertunduk malu. Setelah didesak aku menjawab malu, kalau aku ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri dan membimbingku duduk di sofa.
Bapak menanyakan padaku, yang kujawab bahwa ini pengalamanku yang pertama, kemudian bapak mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dengan catatan supaya aku tidak menceritakan pengalaman ini pada siapa saja. Aku hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, tetapi aneh, hawa di ruang TV berubah menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja? Sementara aku duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aku rikuh dan menundukkan kepalaku. Tiba-tiba bapak maju menuju payu daraku dan menciuminya, seperti bayi menetek ibunya. Aku berkata malu, tetapi di jawab bapak untuk menikmati saja. Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di putingku, aku kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak, mengelus dan sedikit menjambak rambut bapak. Aku tidak kuat menyangga tubuhku, perlahan dan pasti tubuhku terjatuh di sofa, bapak membetulkan posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri bapak di payudaraku, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yang kukenakan.
Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan menikmati setiap jilatan dan elusan bapak. Aku terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalamku, aku mengatakan bahwa itu kotor dan pesing, tetapi dengan sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja menikmatinya. Aku hanya terdiam dan pasrah, di antara takut dan malu serta rasa nikmat yang tak kuduga sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalamku dan menciumi rambut kemaluanku, Takut bercampur geli berkecamuk di dalam dadaku, kurapatkan kedua pahaku menahan geli, tetapi keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalam. Tiba pada bagian tengah atas kemaluanku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yang lebih dahsyat lagi, tanpa kusadari kunaikkan pantatku ke atas ke bawah, aku meracau tidak karuan, sukar kulukiskan dengan kata-kata perasaan ini. Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalam kemaluanku, desakan itu tak dapat kutahan, sesuatu yang akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, tetapi ini lebih dari itu. Tanganku tak dapat kukendalikan, kujambak rambut bapak sambil menekan kepalanya pada kemaluanku. Aku melonjak, mengjan. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah… bahkan banjir… kurasakan aku ngompol…
Setelah itu tubuhku lemas, keringat membanjiri tubuhku, tulang-tulangku terasa lepas dari tempatnya… perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas… Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yang aku rasakan. Kubalas dengan tatapan yang bertanya-tanya, tetapi aku tidak dapat berkata-kata, diantara nafasku yang masih memburu, aku hanya tersenyum dan memandangnya sayu.
Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya untuk memegang tengah celana dalamnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalam bapak, ini pun pengalaman pertamaku memegang kemaluan laki-laki. Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak menikmati elusanku dan kuliirik mata bapak setengah terpejam. Tak lama, dia menurunkan celana dalamnya, sesaat kuterpekik melihat benda yang baru kali ini kulihat. Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, aku geli memegang benda itu, empuk tapi keras… keras tapi lentur… Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kemaluanku, apa salahnya kalo sekarang aku menjilati kemaluannya, pikirku. Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalam mulutku, aku ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalam rongga mulutku, aku merasa aneh tetapi senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya. Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaku, benda itu berkeduk hebat, aku heran ada apa ini, tetapi benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaku ditahan tangan bapak, kemudian kurasakan suatu cairan terasa di mulutku yang akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis, terasa amis… gurih… sedikit asin. Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan memelukku, aku merasa damai dalam pelukannya.
Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga pakaiannya. Aku merasa heran, aku menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yang baru saja pertama kali aku dapat. Di dalam kamar mandi, bapak memandikanku, bapak mengagumi bulu-bulu yang tumbuh di ketiak dan selangkanganku dan berpesan agar aku tetap memelihara dan melarang memotongnya. Pada saat bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi. Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh tubuhku, sehingga tak terasa aku mulai mendesis lagi, bapak bilang bila aku tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi aku malu.
Setelah aku selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dengan rasa takut-takut kusabuni punggung sampai kakinya, pada giliran tubuh bagian depan, kulihat kemaluan bapak yang tadinya lemas tampak kokoh berdiri. Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, aku merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalam rongga mulutku, aku hanya terdiam dan menikmati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dengan lidahku sendiri, kami saling berpagutan. Bapak membimbing tanganku untuk menyentuh kemaluannya yang masih terbalut sabun, aku merasakan licin serta mengocoknya. Payudaraku pun menyentuh dada bapak yang licin oleh sabun, terasa mengeras di kedua putingku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yang tiada tara bagiku. Setelah tubuh kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku dan mulai menjilati pantatku, aku menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum. Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, aku tersentak dan sedikit mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan, aku mendesis, kemaluanku basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yang mengeras di tengah kemaluanku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yang kurasakan dapat memberi kenikmatan yang tiada terkira. Tak lama berselang aku berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel, mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, aku meladak lagi, nafasku memburu tidak karuan, sesaat aku merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.
Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali. Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba payudaraku, serta menjilatinya. Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, aku menggelinjang serta mengeluarkan suara-suara desisan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalam payudaraku. Bapak naik ke atas tubuhku, menyodorkan kemaluannya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kemaluan bapak seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan pantatnya sehingga kemaluan bapak keluar masuk dalam mulutku. Aku menikmati keluar masuknya kemaluan bapak di dalam mulutku. setelah beberapa saat, bapak melepaskan kemaluannya dari mulutku. Bapak menggeser tubuhnya, kedua pahaku di kesampingkannya, perlahan-lahan kemaluan bapak didekatkan pada kemaluanku sambil berkata bila terasa sakit aku harus bilang. Pertama menyentuh kulit luar kemaluanku, aku agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul setelah kemaluan bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki vaginaku. Aku menjerit kesakitan yang kemudian diikuti dengan dicabutnya kemaluan bapak, bapak mencium bibirku sembari membisikkan kata supaya aku menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan lidahnya di dalam mulutku. Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kemaluanku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak terkira, aku tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataku meleleh menahan sakit yang tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak, Akhirnya kemaluan bapak menembus lubangku… diusapnya air mataku, kemaluan bapak masih tetap tertancap dalam lubangku. Bapak berhenti menggoyang, setelah dilihatnya aku agak tenang, mulailah bapak memaju-mundur kemaluannya lagi secara perlahan, aku sempat heran, rasa sakit itu berangsur hilang digantikan dengan nikmat. Aku merasa kemaluanku berkedut-kedut dengan sesuatu benda asing di dalamnya, sementara itu air lendirku juga sudah membasahi liang kemaluanku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh kenikmatan yang sukar dikatakan. Tidak begitu lama kemudian aku merasa ingin pipis kembali, aku peluk bapak, aku naikkan pantatku seolah ingin menelan semua kemaluan bapak. Aku kejang, aku melenguh panjang, aku menggigit pundak bapak, sesuatu yang nikmat aku rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sungguh kejadian ini nikmat sekali. Aku terhempas lemas setelah aku mengalami apa yang baru aku alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk menikmati puncak kenikmatan yang baru saja kualami. Setelah beberapa saat, dengan kemaluan yang masih mengacung ke atas, bapak mencabut kemaluannya dan menyerahkannya kedalam mulutku lagi, aku kulum kemaluan bapak, tak lama kemudian bapak melenguh… dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu aku telan tanpa tersisa sedikitpun. Bapak merebahkan tubuhya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa perawanku telah hilang. Aku tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah perawanku, tetapi aku tidak menyesal, karena hilang oleh orang yang aku kagumi sekaligus aku sayangi, Aku tidur di dalam pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama, dalam tidurku, aku tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
Seperti kebiasaanku sehari-hari dalam rumah tangga majikanku ini, aku bangun pada pukul 5, kulihat bapak masih tertidur lelap, kami masih dalam keadaan bugil, karena semalam tidak sempat berpakaian karena kelelahan. Aku turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu masih mengganjal di dalam lubangku. Dengan agak tertatih aku menuju kamar mandi, kubersihkan seluruh tubuhku beserta lendir-lendir yang mengering bercampur bercak darah di sekitar kemaluan dan bulu-buluku, sembari mandi aku bersiul gembira. Kuraba lubang kemaluanku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalamnya, aku mengerti sekarang, dimana perbedaan antara air seni dengan lendir hormon yang keluar dari kemaluanku bila dirangsang, Aku tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.
Selesai mandi, aku membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu aku buatkan segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan kuletakkan kopi di atas meja, aku melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yang tertidur. Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai rambutnya, dengan sedikit takut… kucium sudut bibir bapak. Pandanganku menyapu dada bapak, kemudian turun ke salangkangannya yang tertutup selimut, kulirik benda asing yang semalam telah memaksa masuk ke dalam lobangku. Aku tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap perlahan sembari tertawa geli dalam hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kemaluan bapak yang seperti helm itu. Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati dan kumasukkan ke dalam mulutku. Bapak bergerak perlahan, aku terkejut dan berhenti mengulumnya, tetapi bapak melihat padaku dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kemaluan bapak sembari tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.
Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih pantatku serta menyingkapkan dasterku ke atas, perlahan diusapnya belahan dalam pantatku, dengan tangan kanan kuraih tangan bapak di selangkanganku, ternyata kemaluanku sudah basah kembali. Aku pun kembali terangsang dengan usapan tangan bapak di kemaluanku, sedikit kugoyang pantatku kekiri dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kemaluan bapak. Beberapa saat kemudian, bapak meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk menunggi di tepi tempat tidur. Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kemaluannya ke dalam lubangku, aku heran, gaya apa lagi yang bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaku, sementara dari belakang, bapak memaju-mundurkan pantatnya. Sensasi baru kurasakan, dengan posisi yang belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat kuatur jepitanku pada kemaluan bapak. Aku merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah pantat, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba bertahan semampuku, kujambak speri di sampingku. Aku tak tahan lagi, dengan kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, aku teriak dan mendesis kugigit bantal sekeras-kerasnya, pantatku berkedut-kedut ke atas bawah, aku lemas, aku jatuhkan tubuhku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu. Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kemaluannya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya dari luar kamar. Kuraih kemaluan bapak, kukocok-kocok sembari aku mengatur nafasku, tangan bapak merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaku, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur, kuraih kemaluan bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan cairan dari kemaluan bapak yang kutelan habis tanpa bersisa.
Bapak kemudian pergi mandi, sementara aku kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara komplek. Setelah berpamitan padaku, aku meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk bapak, semua bahan telah tersedia di dalam kulkas yang kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di komplek, aku sedang menonton acara TV setelah selesai masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, aku bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan bapak. Di saat aku sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, aku tersentak karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun. Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, aku menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dengan lidah bapak sampai ke telingaku dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aku tersentak kegelian, tanganku menyenggol teh yang sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalamnya tumpah membasahi dasterku. Tanpa memeperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dengan ciuman-ciuman ganasnya, aku terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak. Dengan tidak melepas ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dengan terburu-buru, dilepasnya beha dan celana dalamku, aku hanya pasrah menghadapi kelakuan bapak. Sedikit membopong, didudukannya aku di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan selangkanganku serta menjilati kemaluanku. Dengan berpegang pada tepi meja, aku menggelinjang keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikemaluanku sebagai sensasi yang tiada duanya. Mungkin karena sebentar lagi aku merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yang ada dalam diriku sedang dalam puncak-puncaknya. Aku pipis lagi, kujambak rambut bapak dengan tidak sungkan lagi, kutekan kepala bapak ke dalam kemaluanku, kurasakan lidah bapak menembus di dalam lobangku, aku menjerit tertahan, meledaklah kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut lebatku. Dengan menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kemaluannya ke dalam lobangku, perlahan tapi pasti kemaluan bapak masuk. Aku membisikkan sesuatu ke bapak, aku mengatakan bila ingin merasakan semprotan cairan bapak di dalam rongga kemaluanku, bapak menanyakan apakah aku subur atau tidak, aku jawab bila dalam dua atau tiga hari ke depan akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengakuanku, dia tersenyum dan semakin bersemangat untuk menusukan kemaluannya di lobangku. Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalam diriku, aku merasakan suatu kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aku peluk bapak, kucium bibirnya, sementara kedua kakiku menjepit pinggang bapak. Dengan berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju - mundurkan kemaluannya di dalam lobangku. Aku terpekik, aku menjerit, aku mendekap erat-erat tubuh bapak, kurasakan ledakan kembali menyerang dalam lubang kenikmatanku. Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara bersama-sama. Tapi aku sudah tidak tahan lagi, aku mengerang… mengejang… kugigit bibir bapak, ternyata demikian pula dengan bapak. Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku menyatu di dalam lubang kemaluanku. Aku berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan, peluh membanjiri seluruh tubuh, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak di tubuhku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak peduli dengan sekitar.
Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dengan anaknya menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima hari.
Pagi hari sesuai dengan tugasku sehari-hari, aku mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana dalamku, aku hanya mengenakan daster saja tanpa dalaman. Kulihat kamar majikanku masih tertutup pintunya, kuketuk pintu dengan maksud ingin mengepel kamar majikanku, kemudian bapak membukakan pintu, aku masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk kekamar mandi yang terletak juga di lama kamar majikanku. Sengaja agak berlama-lama mengepel dengan maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahaku terlihat jelas. Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalam kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahaku tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dengan posisiku mengepel akan terlihat jelas kedua payudaraku yang tak tertutup beha. Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila aku sengaja memancing dirinya, kubalas senyuman bapak dengan berkata memang aku sengaja, karena aku ingin disetubuhi bapak lagi. Kulihat bapak menurunkan sarungnya, yang ternyata juga tidak mengenakan celana dalam, terlihat kemaluan bapak sudah berdiri tegang. Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, aku elus kemaluan itu, bapak duduk ditepi tempat tidur, sementara aku jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kemaluan bapak aku cium dan kumasukkan kedalam mulutku. Terdengar desisan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kemaluanku, ternyata sudah basah, terus kuelus perlahan kemaluanku.
Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya aku berdiri, dan memposisikan aku jongkok di atas kemaluan bapak. Dengan perlahan kuturunkan pantatku dan dibantu dengan tangan bapak untuk mengarahkan kemaluannya menuju lobang kemaluanku, pertama agak susah untuk masukkan kemaluan bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit. Setelah posisi dan kedalaman kemaluan bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan pantatku, tangan bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua payudaraku. Lama-kelamaan aku merasakan sengatan yang luar biasa, kupercepat goyanganku, kugesek-gesek kemaluanku, dan tak lama kemudian aku tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak dengan posisi masih tertancap kemaluan bapak, jebolah pertahananku, aku kebanjiran lagi. Kami bertukar posisi, aku sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang, Sebelum bapak memasukkan kemaluannya dia bertanya kapan aku mens, kujawab kira-kira lima hari lagi aku mens. Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluanku, digoyangkannya pantat bapak maju-mundur, sensasi kemasukan kemaluan bapak di dalam kemaluanku terulang lagi, aku merasa terangsang lagi, kubantu dengan menggoyangkan pantatku. Aku klimaks lagi, tetapi bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir. setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan. Lama posisi kemaluan bapak tertancap dalam kemaluanku, akupun tidak dapat berbuat apa-apa karena nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kemaluan bapak. Kami berdua mandi bersama layaknya suami istri, aku bilang kepada bapak bila aku sayang kepadanya, dijawab dengan senyuman bapak. Setiap hari semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, tetapi jelas setelah bapak kembali dari kantor. Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di dalam mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
Hingga suatu malam aku tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan, kucopot beha dan celana dalamku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini membuat aku menjadi terangsang. Kugosok-gosok kemaluanku dan kuraba-raba payudaraku sambil membayangkan kejadian-kejadian yang kulalui bersama majikan laki-lakiku. Tiba-tiba aku mendengar suara desahan dari kamar tidur majikanku, aku keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang. Aku terdiam mendengarkan kegiatan di dalam kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas tubuh bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh tubuhku, kuraba selangkanganku dengan tangan kanan, sementara tangan kiriku meremas payudaraku. Aku terhanyut, mataku terpejam membayangkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan di kemaluanku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalam kehangatan kemaluanku, terasa melayang diriku. Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalam kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian hening.
Aku terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-sisa kenikmatan masih terasa, aku melap kemaluanku dengan celana dalamku. Setelah nafasku teratur, kurasakan hatiku sakit, cemburukah aku. dadaku bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku bersetubuh. Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, tetapi perasaanku tidak dapat dibohongi, aku telah jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dengan perasaan, yang aku rasa tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini?
Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dengan menjanjikan gajiku dinaikkan, tetapi aku menolak, kukatakan bahwa aku akan mencari pengalaman di tempat lain. Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa aku pindah dari keluarga itu. Aku bilang bila aku mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa menetes air mataku. Besoknya aku pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yang pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, tetapi hati kecilku memberontak, terhadap orang yang aku sayangi. Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat aku mendapatkan jodoh yang juga menyayangiku seperti bapak.

Cerita Dewasa 18 + " Anak SMU Di Desa"

Aku tinggal di Cirebon tapi tempat kerjaku di dekat Indramayu yang berjarak sekitar 45 Km dan kutempuh dengan kendaraan kantor (nyupir sendiri) sekitar 1 jam. Bagi yang tahu daerah ini, pasti akan tahu jalan mana yang kutempuh. Setiap pagi kira-kira jam 06.30 aku sudah meninggalkan rumah melewati route jalan yang sama (cuma satu-satunya yang terdekat) untuk berangkat ke kantor. Pagi hari di daerah ini, seperti biasa terlihat pemandangan anak-anak sekolah entah itu anak SD, SMP ataupun SMU, berjajar di beberapa tempat di sepanjang jalan yang kulalui sambil menunggu angkutan umum yang akan mereka naiki untuk ke sekolah mereka masing-masing. Karena angkutan umum sangat terbatas, biasanya mereka melambai-lambaikan tangannya dan mencoba menyetop kendaraan yang lewat untuk mendapatkan tumpangan. Kadang-kadang ada juga kendaraan truk ataupun pick-up yang berhenti dan berbaik hati memberikan tumpangan, sedangkan kendaraan lainnya jarang mau berhenti, karena yang melambai-lambaikan tangannya berkelompok dan berjumlah puluhan.

Suatu hari Senin di bulan Oktober 98, aku keluar dari rumah agak terlambat yaitu jam 06.45 pagi. Kuperhatikan anak-anak sekolah yang biasanya ramai di sepanjang jalan itu mulai agak sepi, mungkin mereka sudah mendapatkan kendaraan ke sekolahnya masing-masing. Saat perjalananku mencapai ujung desa Bedulan (tempat ini pasti dikenal oleh semua orang karena sering terjadi tawuran antar desa sampai saat ini), kulihat ada seorang anak sekolah perempuan yang melambai-lambaikan tangannya.
Setelah kulihat di belakangku tidak ada kendaraan lain, aku mengambil kesimpulan kalau anak sekolah itu berusaha mendapatkan tumpangan dariku dan karena dia seorang diri di sekitar situ maka segera kuhentikan kendaraanku serta kubuka kacanya sambil kutanyakan, "Mau ke mana dik?". Kulihat anak sekolah itu agak cemas dan segera menjawab pertanyaanku, "Pak boleh saya ikut sampai di SMA-------- (edited by Yuri)", dari tadi kendaraan umum penuh terus dan saya takut terlambat?, dengan wajah yang penuh harap. "Yaa.., OK lah.., naik cepat", kataku. "Terima kasih paak", katanya sambil membuka pintu mobilku.

Jarak dari sini sampai di sekolahnya kira-kira 10 Km dan selama perjalanan kuselingi dengan pertanyaan-pertanyaan ringan, sehingga aku tahu kalau dia itu duduk di kelas 3 SMU di------dan bernama War (edited by Yuri). Tinggi badannya kira-kira 155 cm, warna kulitnya bisa dibilang agak hitam bersih dan tidak cantik tapi manis dan menarik untuk dilihat, entah apanya yang menarik, mungkin karena matanya agak sayu.

Tidak terlalu lama, kendaraanku sudah sampai di daerah-------dan War segera memberikan aba-aba. "Ooom.., sekolah saya ada di depan itu", katanya sambil jarinya menunjuk satu arah di kanan jalan. Kuhentikan kendaraanku di depan sekolahnya dan sambil menyalamiku War mengucapkan terima kasih. Sambil turun dari mobil, War masih sempat bertanya, "Oom.., besok pagi saya boleh ikut lagi.., nggak Oom, lumayan Oom.., bisa naik mobil bagus ke sekolah dan sekalian menghemat ongkos.., boleh yaa.. Oom?". Aku tidak segera menjawab pertanyaan itu, tapi kupandangi wajahnya, lalu kujawab, "Boleh boleh saja War ikut Oom, tapi jangan bergerombol ikutnya yaa".
"Enggak deh Oom, saya cuma sendiri saja kok selama ini".

Setiap pagi sewaktu aku mencapai desa itu, War sudah ada di pinggir jalan dan melambaikan tangannya untuk menghentikan mobilku. Dalam setiap perjalanan dia makin lama makin banyak bercerita soal keluarganya, kehidupannya di desa, teman-teman sekolahnya dan dia juga sudah punya pacar di sekolahnya. Ketika kutanya apakah pacarnya tidak marah kalau setiap hari naik mobil orang, War bilang tidak apa-apa tapi tanpa ada penjelasan apapun, sepertinya dia enggan menceritakan lebih jauh soal pacarnya. War juga cerita bahwa selama ini dia tidak pernah kemana-mana, kecuali pernah dua kali di ajak pacarnya piknik ke daerah wisata di Kuningan.

Seminggu kemudian di hari Jum'at, waktu War akan naik di mobilku kulihat wajahnya sedih dan matanya bengkak seperti habis menangis dan War duduk tanpa banyak bicara.
Karena penasaran, kusapa dia, "War, habis nangis yaa.., kenapa..? coba War ceritakan.., siapa tahu Oom bisa membantu". War tetap membisu dan sedikit gelisah. Lama dia diam saja dan aku juga tidak mau mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi kemudian dia berkata, "Oom, saya habis ribut dengan Bapak dan Ibu", lalu dia diam lagi.
"Kalau War percaya pada Oom, tolong coba ceritakan masalahnya apa, siapa tahu Oom bisa membantu", kataku tetapi War saja tetap membisu.
Ketika mobilku sudah mendekati sekolahnya, tiba-tiba War berkata, "Oom.., boleh nggak War minta waktu sedikit buat bicara di sini, mumpung masih belum sampai di sekolah". Mendengar permintaannya itu, segera saja kuhentikan mobilku di pinggir jalan dan kira-kira jaraknya masih 2 Km dari sekolahnya.

"Ada apa War..?", Kataku. War tetap diam dan sepertinya ada keraguan untuk memulai berbicara.
"Ayoo.., lah War (sebenarnya pengarang penuliskan tiga harus terakhir dari namanya, tapi terpaksa oleh Yuri diganti jadi 3 huruf terdepan), jangan takut atau ragu.., ada apa sebenarnya", tanyaku lagi.
"Begini.., Oom, kata War", lalu dia menceritakan bahwa tadi malam dia minta uang kepada orang tuanya untuk membayar uang sekolahnya yang sudah tiga bulan belum dibayar dan hari ini adalah hari terakhir dia harus membayar, karena kalau tidak dia tidak boleh mengikuti ulangan. Orang tuanya ternyata tidak mempunyai uang sama sekali, padahal uang sekolah yang harus dibayar itu sebesar 80 ribu rupiah. Alasan orang tuanya karena panen padi yang diharapkan telah punah karena hujan yang terus menerus. Dan katanya lagi orang tuanya menyuruh dia berhenti sekolah karena tidak mampu lagi untuk membayar uang sekolah dan mau dikawinkan dengan tetangganya.

Aku tetap diam untuk mendengarkan ceritanya sampai selesai dan karena War juga terus diam, lalu kutanya, "Teruskan ceritamu sampai selesai War". Dia tidak segera menjawab tapi yang kulihat airmatanya terlihat menggenang dan sambil mengusap air matanya dia berkata, "Oom, sebetulnya masih banyak yang ingin War ceritakan, tapi saya takut nanti Oom terlambat ke kantornya dan War juga harus ke sekolah, serta lanjutnya lagi.., kalau Oom ada waktu dan tidak keberatan, saya ingin pergi dengan Oom supaya saya bisa menceritakan semua masalah pribadi saya". Setelah diam sejenak, lalu War berkata lagi, "Oom, kalau ada dan tidak keberatan, saya mau pinjam uang Oom 80 ribu untuk membayar uang sekolah dan saya janji akan mengembalikan setelah saya dapat dari orang tua saya".

Mendengar cerita War walaupun belum seluruhnya, hatiku terasa tersayat dan segera kurogoh dompetku dan kuambilkan uang 200 ribu dan segera kuberikan padanya.
"Lho Oom, kok banyak benar.., saya takut tidak dapat mengembalikannya", katanya sambil menarik tangannya sebelum uang dari tanganku dipegangnya.
"War.., ambillah.., nggak apa-apa kok, sisanya boleh kamu belikan buku-buku atau apa saja.., saya yakin War membutuhkannya", dan segera kupegang tangannya sambil meletakkan uang itu ditangannya dan sambil kukatakan, "War.., ini nggak usah kamu beritahukan kepada siapa-siapa, juga jangan kepada orang tuamu.., dan War nggak perlu mengembalikannya".

Belum selesai kata-kataku, tiba-tiba saja dari tempat duduknya dia maju dan mencium pipi kiriku sambil berkata, "Terima kasih banyak Oom.., Oom.. sudah banyak menolong saya". Aku jadi sangat terkesiap dan berdebar, bukan karena mendapat ciuman di pipiku, tapi karena tangan kiriku tersentuh buah dadanya yang terasa sangat empuk sehingga tidak terasa penisku menjadi tegang dan sementara War masih mencium pipiku, kugunakan tangan kananku untuk membelai rambutnya dan kucium hidungnya.
"Ayoo.., War.., sudah lama kita di sini, nanti kamu terlambat sekolahnya".
War tidak menjawab tapi kulihat dikedua matanya masih tergenang air matanya. Ketika sudah sampai di depan sekolahnya sambil membuka pintu mobil, War berkata, "Oom.., terima kasih yaa.. Ooom dan kapan Oom ada waktu untuk mendengar cerita War".
"Kalau besok gimana..?, kataku.
"Boleh.., oom", jawabnya cepat.
"Lho.., besok kan masih hari Sabtu dan War kan harus sekolah", jawabku.
"Sekali-kali mbolos kan nggak apa apa Oom.., hari Sabtu kan pelajarannya tidak begitu padat dan kurang penting", kata War.
"Oklah.., kalau begitu.., War, kita ketemu besok pagi ditempat biasa kamu menunggu".

Dalam perjalanan ke kantor setelah War turun, masalah War terasa mengganggu pikiranku sehingga tidak terasa aku sudah sampai di kantor. Sebelum pulang kantor, aku izin untuk tidak masuk besok Sabtu pada Bossku dengan alasan akan mengurus persoalan keluarga di Kuningan. Demikian juga waktu malamnya kukatakan pada istriku kalau aku harus ke Jakarta untuk urusan kantor dan kalau selesainya telat terpaksa harus menginap dan pulang pada hari Minggu.

Besok paginya dengan berbekal 1 stel pakaian yang telah disiapkan oleh Istriku, aku berangkat dan sampai di tempat yang biasa, kulihat War tetap memakai baju seragam sekolahnya. Setelah dia naik ke mobil, kembali kulihat matanya tetap seperti habis menangis.
Lalu kutanya, "War.., habis perang lagi yaa?, soal apa lagi?".
"Oom, ceritanya nanti saja deh", katanya agak malas.
"Kita mau kemana Oom?", Tanyanya.
"Lho.., terserah War saja.., Oom sih ikut saja".
"Oom.., saya kepingin ke tempat yang agak sepi dan nggak ada orang lain.., jadi kalau-kalau War nangis, nggak ada yang melihatnya kecuali Oom".
Sambil memutar mobilku kembali ke arah Cirebon, aku berpikir sejenak mau ke tempat mana yang sesuai dengan permintaan War, dan segera teringat kalau di pinggiran kota Cirebon yang ke arah Kuningan ada sebuah lapangan Golf dan Cottage CPN.
Segera saja kukatakan padanya, "War.. Tempat yang sesuai dengan keinginanmu itu kayaknya agak susah, tapi.., bagaimana kalau kita ke CPN saja..?".
"Dimana itu Oom dan tempat apaan?", tanya War.
Aku jadi agak susah menjelaskannya, tapi kujawab saja, "Tempatnya sih nggak jauh yaitu sedikit di luar Cirebon dan.., begini saja deh.., War.., kita ke sana dulu dan kalau War kurang setuju dengan tempatnya, kita cari tempat lain lagi".

Setelah sampai di tempat dan mendaftar di receptionist serta memesan minuman ringan serta mengambil kunci kamarnya, segera aku kembali ke mobil dan kutanyakan pada War--"gimana War.., kamu mau disini..?, lihat saja tempatnya sepi (maklum saja masih pagi-pagi. Receptionistnya saja seperti terheran-heran, sepertinya berfikir kok ada tamu pagi-pagi sekali dan nomor mobilnya bukan dari luar kota).

Setelah mobil kuparkir di depan kamar, sebelum turun kutanya dia kembali, "War.., gimana.., mau di sini? atau mau cari tempat lain?". War tidak segera menjawab pertanyaanku, tapi dia ikut turun dari mobil dan mengikutiku ke arah pintu kamar motel. Segera setelah sampai di dalam, dia langsung duduk di tempat tidur sambil memperhatikan seluruh ruangan. Karena kulihat dia tetap diam saja, aku jadi merasa tidak enak dan segera kudekati dia yang masih tetap duduk di pinggiran tempat tidur dan sambil agak berlutut, kucium keningnya beberapa saat dan tiba-tiba saja War memelukku dan terdengar tangisan lirih sambil terisak-isak. Sambil masih memelukku, kuangkat berdiri dari duduknya dan kuelus-elus rambutnya, sambil kucium pipinya serta kukatakan, "War coba tenangkan dirimu dan ceritakan semua masalah mu pada Oom.., siapa tahu Oom bisa membantumu dalam memecahkan masalahmu itu". War masih saja memelukku tapi senggukan tangisnya mulai mereda. Beberapa saat kemudian kubimbing dia ke arah tempat tidur dan perlahan kutelentangkan War di tempat tidur dan kurangkulkan tangan kiriku di bahunya dan kupandangi wajahnya, sambil kukatakan, "War cobalah ceritakan masalahmu itu dan biar Oom bisa mengetahui permasalahanmu itu".

War tetap diam saja dan memejamkan matanya, tapi tak lama kemudian, sambil menyeka air matanya dia membuka matanya dan memandang ke arahku yang jaraknya antara wajahnya dan wajahku sangat dekat sekali.
"Oom..", katanya seperti akan memulai bercerita, tapi lalu dia diam lagi. "War..", kataku sambil kucium pipinya dan kuusap-usapkan jari tangan kananku di rambutnya, "cerita lah".

Lalu War mulai bercerita dan dia menceritakan secara panjang lebar soal kehidupan keluarganya yang miskin, dia anak pertama dari 3 bersaudara, tentang pacarnya di sekolah tapi lain kelas yang sudah 2 tahun pacaran dan sekarang sudah meninggalkan dia karena mendapatkan pacar baru di kelasnya dan dia juga menceritakan kalau orang tuanya sudah menjodohkan dengan tetangganya yang sudah punya istri dan anak, tapi kaya dan rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah War dan dia harus segera berhenti dari sekolahnya karena akan dikawinkan pada bulan Maret akan datang. War katanya kepingin sekolah dulu dan belum pingin kawin, apalagi kawin dengan orang yang sudah punya Istri dan anak. War punya keinginan mau lari dari rumahnya, tapi tidak tahu mau ke mana. War juga menceritakan bahwa sebetulnya dia masih cinta kepada kawan sekolahnya itu, apalagi dia sudah telanjur pernah tidur bersama sewaktu piknik ke Kuningan dulu, walaupun katanya dia tidak yakin kalau punya pacarnya itu sudah masuk ke vaginanya apa belum, karena belum apa-apa sudah keluar katanya.

"Jadi.., gimana.., Oom.., apa yang harus saya perbuat dengan masalah ini, katanya setelah menyelesaikan ceritanya.
"War", kataku sambil kembali kuelus-elus rambutnya dan kucium pipinya di dekat bibirnya.
"War.., masalahmu kok begitu rumit, terutama persoalan lamaran tetanggamu itu. Begini saja War.., sebaiknya kamu minta kepada orangtuamu untuk menunda perkawinan itu sampai kamu selesai sekolah. Bilang saja.., kalau ujian SMA-mu hanya tinggal beberapa bulan lagi".
"Katakan lagi.., sayang kalau biaya yang telah dikeluarkan selama hampir tiga tahun di SMA harus hilang percuma tanpa mendapatkan Ijasah. War.., sewaktu kamu mengatakan ini semua, jangan pakai emosi, katakan dengan lemah lembut, mudah-mudahan saja orang tuamu mau mengerti dan mengundurkan perjodohanmu dengan tetanggamu itu".
"Kalau orang tuamu setuju, jadi kamu bisa konsentrasi untuk menyelesaikan sekolahmu dan yang lainnya bisa dipikirkan kemudian".
Setelah selesai memberikan saran ini, lalu kembali kucium pipinya seraya kutanya.., "War.., bagaimana pendapatmu dengan saran Oom ini?".
Seraya saja War bangkit dari tidurnya dan memelukku erat-erat sambil menciumi pipiku dan berkata, "Ooom.., terima kasih.., atas saran Oom ini.., belum terpikir oleh saya sebelumnya hal ini.., Oom sangat baik terhadap War entah bagaimana caranya saya membalas kebaikan Oom", dan terasa air matanya menetes di pipiku.

Setelah diam sesaat, kembali kurebahkan badan War telentang dan kulihat dari matanya yang tertutup itu sisa air matanya dan segera kucium kedua matanya dan sedikit demi sedikit cimmanku kuturunkan ke hidungnya dan terus turun ke pipi kirinya, setelah itu kugeser ciumanku mendekati bibirnya. Karena War masih tetap diam dan tidak menolak, keberanianku semakin bertambah dan secara perlahan-lahan kugeser ciumanku ke arah bibirnya, dan tiba-tiba saja War menerkam dan memelukku serta mencari bibirku dengan matanya yang masih tertutup. Aku berciuman cukup lama dan sesekali lidahku kujulurkan ke dalam mulutnya dan War mengisapnya. Sambil tetap berciuman, kurebahkan badannya lagi dan tangan kananku segera kuletakkan tepat di atas buah dadanya yang terasa sangat kenyal dan sedikit kuremas. Karena tidak ada reaksi yang berlebihan serta War bukan saja mencium bibirku tapi seluruh wajahku, maka satu persatu kancing baju SMU-nya berhasil kulepas dan ketika kusingkap bajunya, tersembul dua bukit yang halus tertutup BH putih tipis dan ukurannya tidak terlalu besar.

Ketika kucoba membuka baju sekolahnya dari tangan kanannya, War kelihatannya tetap diam dan malah membantu dengan membengkokkan tangannya. Setelah berhasil melepas baju dari tangan kanannya, segera kucari kaitan BH-nya di belakang dan dengan mudah kutemukan serta kulepaskan kaitannya, sementara itu kami masih tetap berciuman, kadang dibibir dan sesekali di seluruh wajah bergantian. BH-nya pun dengan mudah kulepas dari tangan kanannya dan ketika kusingkap BH-nya, tersembul buah dada War yang ukurannya tidak terlalu besar tapi menantang dan dengan puting susunya berwarna kecoklatan.

Dan dengan tidak sabar dan sambil meremas pelan payudara kanannya, kuturunkan wajahku menyelusuri leher dan terus ke bawah dan sesampainya di payudaranya, kujilati payudara War yang menantang itu dan sesekali kuhisap puting susunya, sementara War meremas-remas rambutku seraya terdengar suara lirih, "aahh.., aahh.., oomm.., sshh.., aahh". Aku paling tidak tahan kalau mendengar suara lirih seperti ini, serta merta penisku semakin tegang dan kugunakan kesempatan ini sambil tetap menjilati dan menghisap payudara War, kugunakan tangan kananku untuk menelusuri bagian bawah badan War.

Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar, "aahh.., sshh.., sshh.., aahh". Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.

Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.

Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, "sshh.., aahh.., sshht.., oom.., aahh". Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.

Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, "Jaa.., ngaan.., Ooom", sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.

Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya. War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku. Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas, War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.

Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan. Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War. Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.

Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis, "Ssshh.., sshh.., aahh.., sshh", sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.

Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya, "sshh.., sshh.., oom.., aahh.., sshh", dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.

Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku, "Aduuhh.., oomm.., Jangaann.., sakiitt.., Asiihh.., takuut., Oom". Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan, "Tidak.., apa-apa.., sayaang.., Oom.., pelan-pelan saja.., kok", untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.

Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku, "Aduuhh.., sakiitt.., oom.., Asihh.., takuut", padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.

Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki, "Takut apa sayang..". War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku. Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.

Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku. Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.

Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, "Bleess", terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, "aahh.., sakiit.., oom..", kudengar suara War sambil seperti menahan rasa sakit dan berusaha menarik pantatku. Untuk sementara tidak kugerakkan pantatku dan setelah kulihat War mulai tenang dan kembali mau menciumi wajahku, lalu perlahan-lahan kutekan penisku yang sudah menembus vaginanya supaya masuk lebih dalam lagi.

"aahh.., oom.., pelan.., pelaan..", kudengar War berkata lirih.
"Iyaa.., sayaang.., oom pelah-pelan", jawabku serta kubelai rambutnya. Setelah kudiamkan sebentar, lalu kugerakkan pantatku naik turun sangat pelan agar War tidak merasa kesakitan, dan ternyata berhasil, wajah War keperhatikan tidak tegang lagi sehingga pergerakan penisku keluar masuk vagina War sedikit kupercepat dan belum berapa lama terdengar suara War, "oom.., oom.., aaduuhh.., oomm.., aahh", sambil kedua tangannya mencengkeram punggungku dengan kuat dan menciumi keseluruhan wajahku dengan sangat bernafsu dan badannya berkeringat, lalu War berteriak agak keras, "aahh.., oomm.., aduuhh..", lalu War terkapar dan terdiam lemas dengan nafas terengah-engah. Rupanya Aku yakin kalau War sudah mencapai orgasmenya padahal nafsuku baru saja akan naik. Karena kulihat War sepertinya sedang kelelahan dengan kedua matanya tertutup rapat, jadi timbul rasa kasihanku, lalu sambil kuseka keringat wajahnya kuciumi pipi dan bibirnya dengan lembut, tapi War tidak bereaksi dan tanpa kuduga di gigitnya bibirku yang sedang menciumnya seraya berkata lirih, "oom.., nakal.., yaa, War baru sekali ini merasakan hal seperti tadi", sambil mencubit punggungku. Aku tidak menjawab komentarnya tapi yang kuperhatikan adalah nafasnya sudah mulai teratur dan secara perlahan-lahan aku mulai menggerakkan penisku lagi keluar masuk vagina War.

Kuperhatikan War mulai terangsang lagi, War mulai menghisap bibirku dan mulai mencoba menggerakkan pantatnya pelan-pelan dan gerakannya ini membuat penisku seperti di pelintir keenakan. Gerakan penisku keluar masuk semakin kupercepat dan demikian juga War mulai makin berani mempercepat gerakan putaran pantatnya, sambil sesekali kedua tangannya yang dipelukkan dipinggangku berusaha menekan sepertinya menyuruhku untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya lebih dalam lagi dan kudengar War mulai bersuara lagi.., "aahh.., aahh.., oohh.., oomm.., aah", dan tidak terasa akupun mulai berkicau, "aacchh.., aahh.., Siihh.., enaakk.., teruus.., Siih". Ketika nafsuku sudah mulai memuncak dan kudengar juga nafas War semakin cepat, dengan perlahan-lahan kupeluk badan War dan segera kubalik badannya sehingga sekarang War sudah berada di atasku dan kupelukkan kedua tanganku di pantatnya, sedangkan wajah War ditempelkan di wajahku. Dengan sedikit makan tenaga, kucoba menggerakkan pantatku naik turun dan setiap kali pantatku naik, kugunakan kedua tanganku menekan pantat War ke bawah dan bisa kurasakan kalau penisku masuk lebih dalam di vagina War, sehingga setiap kali kudengar suaranya sedikit keras, "aahh.., ooh". Dan mungkin karena keenakan, sekarang gerakan War malah lebih berani dengan menggerakkan pantatnya naik turun sehingga kedua tanganku tidak perlu menekannya lagi dan setiap kali pantatnya menekan ke bawah sehingga penisku serasa masuk semuanya di vagina War, kudengar dia bersuara keenakan, "Aahh.., aah disertai nafasnya yang semakin cepat, demikian juga aku sambil berusaha menahan agar maniku tidak segera keluar.

Gerakan War semakin cepat saja dan kurasakan wajahnya semakin ditekankan ke wajahku sehingga kudengar nafasnya yang sangat cepat itu di dekat telingaku dan, "Aduuh.., aahh.., aahh.., oomm.., War.., mauu.., keluaar.., aah".
"Tungguu.., Waarr.., kitaa.., samaa.., samaa., oom.., Jugaa.., mauu.., keluarr".
"aahh.., aahh.., oomm", teriak War sambil mengerakkan pantatnya menggila dan akupun karena sudah tidak tahan menahan maniku dari tadi segera kegerakkan pantatku lebih cepat dan, "Crreett.., ccrreett.., ccrreett.., dan "aahh.., siihh.., oom keluaar", sambil kutekan pantat War kuat-kuat.

Setelah beristirahat sebentar, kuajak War ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan War kembali menjatuhkan badannya di tempat tidur, mungkin masih merasakan kelelahan. Tak terasa jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang dan segera saja kupesan makan siang.
TAMAT

Minggu, 22 Juni 2014

Cheat Lost Saga Terbaru 23-Juni-2014 NEW

[Image: LostSagaShot_140621_141648.jpg]

FITURE :


  -> Anti Hit (BUkan versi Pekalongan)(New)
  -> Hilang dari MAP saat Battle (Buat ladder enak nih)(New)
  -> No Delay(Pastinya)
  -> Jump UP ++(Loncat Jauh)(New)
  -> Anti Tembak Tarantula(New)
  -> Vertikal/Horizontal AS grim dkk (1x kena langsung Modar Musuh)     (New) 

#) SD witch Unlimited Time
#) ASD Assasin Unlimited
#) AS Jetpack Unlimited
#) AS Samurai unlimited
#) AS Hook Unl.
#) AD Kali Unlimited

* ) Download
* ) VIRTOT
* ) SUMBER : Said Chulunds
    Semoga Bermanfaat

    Sabtu, 21 Juni 2014

    New Release Trainer Cheat Ninja Saga 1 Hit 21 JUNI 2014


    Ninja Saga Trainer V2.0 + VB.net Browser

    --= How to Use =--
    1. Open SikyNet Browser (optional)
    2. Login to Ninja Saga
    3. In Village don't go anywhere, open "Ninja Saga Trainer V2"
    4. Press Keyboard key "F10"
    5. Make Sure Toggle Cheat Active "text color = red"
    6. Go to Battle, Just Use Skill Every Turn .. Enjoy !

    Note: this trainer Auto Attach Process "SikyNet.exe" (Browser)


    --= if you want to use other browser =--

    Manual Attach Process :
    (*)Google Chrome = chrome.exe
    (*)Opera = opera.exe
    (*)Internet Explore = iexplore.exe
    (*)Mozilla Firefox = FlashPlayerPlugin_11_6_602_180.exe (Maybe, use CE to search your Flash Plugin Version)


    Note: Use Manual Attach Process, before Press Keyboard Hotkey "step 4"
        Password :  cheatnssiky



    Tested work , kalau tidak work Faktor Face kali

    Sumber : elitepvpers & SINI

    Rabu, 18 Juni 2014

    New Release D3D Menu Simple Hack Lost Saga 19 JUNI 2014

    [Image: 18+juni+2014.jpg]

    Fitur & Hotkey :

    Auto Drop :
    [+]Auto Drop (Untuk Turunin Skill) 
    Hotkey : F12

    [+]Anti Hit Dungeon (Bisa Hit)
    [+]Anti Hit (Perfect)
    [+]Anti Skill (Perfect)
    [+]Anti Racun (Room Angkor Wat / Shadow)
    [+]Anti Zombie Hit (Gak Bakal Jadi Zombie)
    [+]Ghost Mode
    (Ghost Mode = di layar PC kita nanti, Semua hero nya bakalan Tidak Terlihat..
    Itu lah yang menyebabkan terjadinya Anti Hit + Anti SKill)
    Hotkey : Auto ON

    [+]Exit Game Cepat 
    Hotkey : END

    DOWNLOAD CHEAT VIRUS TOTAL HERE

    Tutorial Jika kalian tidak bisa memakainya,,.
    [+] Extract Cheat
    [+] Buka LS + Jangan Di Start Dulu
    [+] Buka D-JumPer Injector (jika pengguna Windows 7 , klik Kanan > Run As Administrator)
    [+] Ubah Nama "Program.exe" menjadi "lostsaga.exe"
    [+] Klik Cari DLL
    [+] Pilih "D3D Menu Simple Hack D-JumPer.dll"
    [+] Ganti Pilihan Inject dengan "Manually"
    [+] Login Lost Saga
    [+] Saat Loading Hackshield, Tekan Inject
    [+] Enjoy In My Cheat ^_^


    *Tekan "Insert" untuk Membuka/Menyembunyikan D3D Menunya

    Biar Work Baca semua
    [Image: 10404160_792281244139333_8492849564337290249_n.jpg]


    Keterangan :
    *Anti Hit DG
    - Masuk ke mode Dungeon dengan cara Join Ke room orang yang Sudah play
    - Jangan Jadi RM

    *Auto Drop
    - Tekan F12 Setelah Menginject Cheat
    - Jangan Aktifkan di Lobby (Akan Mengakibatkan DC)

    *Exit Game Cepat
    - ini Membuat kita Berjaga2 apabila nyangkut/Lag/Blur Pada Lost Saga
    - Exit Game Alias Keluar Dari Game Bisa dimana saja & kapan Saja
    - dengan Menekan Tombol END lalu akan Muncul Notice Lalu Tekan OK pada Notice

    *Ghost Mode, Anti Hit, Anti Skill, Anti Skill, Anti Racun, Anti Zombie Hit
    - Ghost Mode = di layar PC kita nanti, Semua hero nya bakalan Tidak Terlihat (termasuk Hero kita / Musuh)

    - Itu lah yang menyebabkan terjadinya Anti Hit, Anti Skill, Anti Skill, Anti Racun, Anti Zombie Hit

    Tested Work :

    Win XP : 32-Bit
    Win 7 : 32-Bit
    NO DC 7 Hours!

    Cheat Dapat Berkurang/Bertambah Fitur Sewaktu-Waktu..

    Mohon Maaf Jika ada Kesalahan..

     ---> Sumber <---

    Sabtu, 14 Juni 2014

    Cheat 8 Ball Pool Target Line Hack June 2014 (New Update)

    Tutorial Vido :


    Download SWF >>> Here <<<


    Steps :
    1.Download charles at http://www.charlesproxy.com/
    2.Download SWF 8 ball pool hack
    3.Open charles
    4.Clear Cache mozilla or chrome
    4.Play 8 ball pool at miniclip.com
    6.Klik games/
    7.Klik 8-ball-pool-multiplayer/
    8.Klik en/
    9.Right klik game_v2.11.0FB12far.swf (750x520 v15 100fps)
    and klick Map Local
    10.Klik Choose
    11.And select GiaOnePiece v2.11.0
    12.Klik Ok
    13.Clear Cache mozilla or chrome
    14.Close mozilla or chrome
    15.Play 8 ball pool at miniclip.com

    SUMBER : DISINI

    Razer Gamebooster Untuk Mengoptimalkan Performa PC

    [Image: Razer-Game-Booster-Syed-Bahadur-Shah-4u.png]
    Razer Game Booster 4.1.59.0 , adalah sebuah software yang dapat membantu meningkatkan kinerja PC sahabat saat bermain game , software ini akan meningkatkan dan membuat system PC sahabat fokus terhadap game yang sedang sahabat mainkan , software ini akan mematikan software lain yang sedang berjalan ketika sahabat mengaktifkan software ini namun ketika sahabat mengeluarkan software ini system sahabat akan normal kembali , software ini juga bisa membantu sahabat mengambil screenshots & video capture saat sahabat sedang bermain game , dan mengatur galery game yang terdapat di PC sahabat yang akan membuat sahabat tidak kebingungan saat mencari game yang ingin sahabat mainkan , Razer Game Booster 4.1.59.0 , ini merupakan versi terbaru dari software ini yang dirilis pada 26 november 2013 , yang dapat sahabat gunakan di windows 8.1/8/7/Vista/XP .

    [Image: game-booster-usp-2-v2usp1.png]

    [Image: game-booster-usp-2-v2intro.png]


    • File Size: 62 MB
    • Date added: Juni 14, 2014
    • Price: Free
    • Supported Languages: English, French, Spanish, Simplified and
    • Traditional Chinese, Korean, Japanese, German, Russian
    • Hardware Requirements: 300 Mhz processor or faster processor 256 MB of RAM 75 MB of free hard disk space
    • Link Download : Mirrorcreator 



    Software ini sudah full version, anda hanya perlu registrasi melalui email :)
    semoga bermanfaat

    Sumber : disini  & disini

    Foto Dan Biodata Lengkap Semua Bintang Film Crow Zero


    Anda sudah menonton film ini, pasti sebagian orang sudah menton film ini. siapa yang tidak tau dengan semua pemain bintang film Crow Zero yang berasal dari jepang ini, pasti orang semua pasti tau dengan pemain bintang film ini. tak terkecuali, di antara pemain film ini, pasti anda Fans sama salah satu pemain film ini.

    Pembuatan film ini pada tahun 2007 Crow Zero 1, dan 2009 Crow Zero 2. membuat film Crow Zero, terinsfirasi dari komik yang berjudul Crows karangan dari Takahashi Hiroshi, yang digarap oleh Miike Takashi dan Muto Shogo dan di bintangi oleh Shun Oguri.

    Film ini menceritakan tentang seseorang yang ingin menguasi sekolahnya, dan ingin pengakuan dari ayahnya merupakan seorang bos yakuza terkenal. jika bisa mengalahkan orang yang terkuat di SMA Suzuran, maka Genji akan di ijinkan menjdi bos yakuza.

    Dalam pembuatan film Crow Zero, bisa di bilang sangat sukses. yang dimana film ini selalu berkelahi antar sekolah atau antar gang, yang sangat menarik untuk di nonton. dan kita tunggu film lanjutannya (Crow Zero 3) yang mungkin bisa menggebrak film dunia.

     Shun Oguri Sebagai Takiya Genji (Leader Of GPS)

    http://www.abstta.com/
     Nama : Shun Ogguri
    Tanggal Lahir : 26 Desember 1982
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
    Tinggi : 184cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor

    Takayuki Yamada Sebagai Tamao Serizawa (Leader Of The Serizawa Army)
    Nama : Yamada Takayuki
    Tanggal Lahir : 20 Ocktober 1983
    Tempat Lahir : Kagoshima, Jepang
    Tinggi : 169cm
    Golongan Darah : A
    Profesi : Aktor dan Singer

    Kuroki Meisa Sebagai Ruka Aizawa (Singer)

    Kuroki Meisa
    Nama :Meisa Kuroki
    Tanggal Lahir : 28 Mei 1988
    Tempat Lahir :Nago, Okinawa, Jepang
    Tinggi : 165cm
    Golongan Darah : A
    Profesi : Artis, Model dan Singer

    Kyosuke Yabe Sebagai Ken Katagiri (Former Student From Suzuran)

    Kyosuke Yabe
    Nama : Kyosuke Yube
    Tanggal Lahir : 12 November 1973
    Tempat Lahir : Osaka, Jepang
    Tinggi : 163cm
    Golongan Darah : A
    Profesi : Aktor

    Kenta Kiritani Sebagai Tatsukawa (Member Of The Serizawa Army)

    Kenta Kiritani
    Nama : Kenta Kiritani
    Tanggal Lahir : 4 Februari 1980
    Tempat Lahir : Osaka, Jepang
    Tinggi : 181cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor

    Suzunosuke Tanaka Sebagai Chuta Tamura (Member Of GPS)

    Suzunosuke Tanaka
    Nama : Suzunosuke Tanaka 
    Tanggal Lahir : 14 April 1984 
    Tempat Lahir : Osaka, Jepang 
    Tinggi : 185cm 
    Golongan Darah : -
    Profesi : Aktor

    Sousuke Takaoka Sebagai Shun Izaki (Member Of GPS)


    Sousuke Takaoka
    Nama : Sousuke Takoka 
    Tanggal Lahir : 8 Februari 1982 
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
    Tinggi : 175cm
    Golongan Darah : B 
    Profesi : Aktor

    Goro Kishitani Sebagai Hideo Takiya (Genji's Father)
    Goro Kishitani
    Nama : Goro Kishitani
    Tanggal Lahir : 27 September 1964
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
     Tinggi : 175cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor

    Shunsuke Daito Sebagai Hiromi Kirishima (Leader Of The Freshmen Trio)
    Shunsuke Daito
    Nama : Shunsuke Daito
    Tanggal Lahir : 13 Maret 1986
    Tempat Lahir : Sakai, Osaka, Jepang
    Tinggi : 182cm 
    Golongan Darah : A
    Profesi : Aktor


    Tsutomu Takahashi Sebagai Takashi Makise (Member Of GPS)
    Tsutomu Takahashi
    Nama : Takahashi Tsutomu
    Tanggal Lahir : 23 Agustus 1978
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
    Tinggi : 182cm
    Golongan Darah : A
    Profesi : Aktor


    Yusuke Kamiji Sebagai Shoji Tsutsumoto Sebagai (Member Of  The Serizawa Army)
    Yusuke Kamiji
     Nama : Kamiji Yusuke
    Tanggal Lahir : 18 April 1979
    Tempat Lahir : Yokosuka, Kanagawa, Jepang
    Tinggi : 178cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor


    Yusuke Izaki Sebagai Manabu Mikami (Member Of The Serizawa Army)
    Yusuke Izaki
    Nama : Yusuke Izaki
    Tanggal Lahir : 17 Maret 1984
    Tempat Lahir : Osaka, Jepanag
    Tinggi : 178cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor


    Yusuke Izaki Sebagai Takeshi Mikami (Member Of The Serizawa Army)
    Yusuke Izaki
    Nama : Yusuke Izaki
    Tanggal Lahir : 17 Mei 1984
    Tempat Lahir : Osaka, Jepang
    Tinggi : 184cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor dan Singer


    Ryo Hashizume Sebagai Toshiaki Honjo (Member Of The Freshmen Trio)
    Ryo Hashizume
     Nama : Ryo Hashizume
    Tanggal Lahir : 21 November 1986
    Tempat Lahir :  Jepang
    Tinggi : 168cm
    Golongan Darah : O
    Profesi : Aktor


    Yu Koyanagi Sebagai Makoto Sugihara (Member Of The Freshmen Trio)
    Yu Koyanagi
     Nama : Yu Koyanagi
    Tanggal Lahir : 29 Agustus 1988
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
    Tinggi : 187cm
    Golongan Darah : A
    Profesi : Aktor



     Dai Watanabe Sebagai Hideto Bando (One Of The Leaders OF The Front Of Armament)
    Dai Watanabe
     Nama : Dai Watanabe
    Tanggal Lahir :  1 Agustus 1984
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
    Tinggi : 184cm
    Golongan Darah : A
    Profesi : Aktor


    Kaname Endo Sebagai Yuji Tokaji (Member Of The Serizawa Army)
    Kaname Endo
     Nama : Kaname Endo
    Tanggal Lahir : 25 Desember 1983
    Tempat Lahir : Chiba, Jepang
    Tinggi : 175cm
    Golongan Darah : O
    Profesi: Aktor 


    Fumaki Motoki Sebagai Megumi Hayashida (Rinda-man)
    Fumaki Motoki
    Nama : Fumaki Motoki
    Tanggal Lahir : 20 januari 1980
    Tempat Lahir : Tokyo, Jepang
    Tinggi : 187cm
    Golongan Darah : AB
    Profesi :  Aktor